ETORIKA DAKWAH DA’I LOKAL (Studi Kasus Pada Kegiatan Tabligh Musibah di Desa Padang Leban Kecamatan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur)

Eliza UlanDari, Pebi (2023) ETORIKA DAKWAH DA’I LOKAL (Studi Kasus Pada Kegiatan Tabligh Musibah di Desa Padang Leban Kecamatan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur). Undergraduate thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Text (Skripsi) 1911310038 FUAD KPI PEBI ELIZA ULANDARI.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Latar belakang skripsi ini yaitu : Setiap Da’i memiliki perbedaan dalam menyampaikan ceramahnya yang mampu menarik minat mad’u untuk mendengarkan. Tujuan penelitian: 1). Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Tabligh Musibah di Desa Padang Leban. 2). Untuk mengetahui bagaimana retorika dakwah Da’i lokal dalam pelaksanaan kegiatan Tabligh Musibah di Desa Padang Leban. Rumusan masalah : 1). Bagaimana pelaksanaan kegiatan Tabligh Musibah di Desa Padang Leban. 2). Bagaimana retorika dakwah Da’i lokal dalam pelaksanaan kegiatan Tabligh Musibah di Desa Padang Leban. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori retorika Aristoreles yaitu four canons of rhetorics yang berfokus pada kajian style atau gaya Bahasa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang langsung dilaksanakan dilapangan atau pada responden. Penelitian lapangan yang dimaksud adalah memperoleh data yang berkaitan dengan Retorika Dakwah Da’i kegiatan Tabligh Musibah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diproleh melalui dokumentasi dan juga diperoleh melalui wawancara informan secara langsung. Hasil penelitian: kegiatan Tabligh Musibah di Desa Padang leban memberikan perubahan serta pemahaman bagi mad’u mengenai cara menghadapi musibah dengan sabar dan ikhlas. Retorika dakwah ustadz Hadi Yudiantara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah setempat,tidak monoton,berwibawa,humoris dan penyampaian materi tepat. Sedangkan ustadz IslanBurhan ceramahnya menggunakan bahasa daerah setempat,berwibawa,bicara yang tertata namun humorisnya kurang. Adapun ustadz Dasuki ceramah menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa kaur, terlalu monoton, materi yang disampaikan terlalu tinggi, sedikit humoris.

Actions (login required)

View Item