KEPEMIMPINAN KH AHMAD SUHAIMI DI PONDOK PESANTREN PANCASILA KOTA BENGKULU

Maulana, Hamzah (2023) KEPEMIMPINAN KH AHMAD SUHAIMI DI PONDOK PESANTREN PANCASILA KOTA BENGKULU. Undergraduate thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Text (Skripsi) 2011330031 FUAD MD HAMZAH MAULANA.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Skripsi ini membahas tentang Kepemimpinan KH. Ahmad Suhaimi di Pondok Pesantren Pancasila Bengkulu. Kajian ini dilatar belakangi kemampuan KH. Ahmad Suhaimi dalam mengelola Pondok Pesantren selama delapan tahun. Banyak ditemukan kesuksesan dari sisi pembangunan fisik berupa bangunan asrama putri, gedung sekretariat, lapangan futsal, lapangan volli karena pada periode sebelum KH. Ahmad Suhaimi belum ada pembangunan fisik sebesar pada masa KH. Ahmad Suhaimi dan sumber daya manusia berupa prestasi santri diantaranya seni tilawah al Qur‟an yang sudah mewakili Provinsi. Penelitian ini mengajukan pertanyaan tentang kepemimpinan KH. Ahmad Suhaimi, faktor pendukung, dan tipe kepemimpinan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan model Milles dan Hubberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Analisis data meliputi data reduction data display, conclusion drawing dan verifikasi. Kesimpulan penelitian ini: Pertama, Pemimpin berusaha menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan untuk para santrinya termasuk mengelola pembangunan yang nantinya akan digunakan oleh santri tersebut. Membangun kurikulum pendidikan formal dan non formal. Kedua, faktor pendukung kepemimpinan KH. Ahmad Suhaimi diantaranya : niat yang ikhlas dari seorang pemimpin, adanya kedisiplinan dari KH. Ahmad Suhaimi dan adanya kerja sama antara pemimpin dengan ustadz dan ustadzah atau para bawahannya Tipe kepemimpinan KH. Ahmad Suhaimi yaitu merupakan sistem demokratis, bahwa dalam pengambilan suatu keputusan, beliau selalu meminta pendapat terlebih dahulu kepada para bawahannya dengan cara bermusyawarah. Dengan demikian para bawahannya bergeraknnya bukan karena rasa paksaan, tetapi karena rasa tanggung jawab yang timbul karena kesadaran atas tugas-tugasnya

Actions (login required)

View Item