ANALISIS PUTUSAN NOMOR 833/Pdt.G/2022/Pa.Bn TENTANG HAK ASUH ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ KARENA IBU MURTAD PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH

FADILA, AZIYATY (2023) ANALISIS PUTUSAN NOMOR 833/Pdt.G/2022/Pa.Bn TENTANG HAK ASUH ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ KARENA IBU MURTAD PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH. Masters thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

[img]
Preview
Text
DEPAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (334kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (583kB) | Preview
[img] Text (Thesis)
TESIS AZIYATI FADILA_NIM. 2111680012.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana dasar pertimbangan hakim pada putusan pengadilan agama tentang hak asuh anak dalam putusan nomor 833/Pdt/G/2022/Pa.Bn?. 2) Bagaimana analisis putusan nomor 833/Pdt/G/2022/Pa.Bn tentang hak asuh anak dalam hukum positif?.3) Bagaimana analisis putusan nomor 833/Pdt/G/2022/Pa.Bn tentang hak asuh anak perspektif maqashid syariah?. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan kasus. Penelitian ini menyimpulkan: 1) Pada putusan No.833/Pdt.G/2022/PA.Bn majelis hakim menolak putusan penggugat mengatakan pada pertimbangannya maka demi kepentingan terbaik dimasa depan anak Penggugat dan Tergugat tersebut tetap dibawah asuhan Penggugat dan Tergugat sampai anak tersebut berusia 12 tahun / dapat menentukan sendiri mau ikut siapa, dengan di tolaknya putusan ini masalah selanjutnya anak tersebut akan tetap di perebutkan oleh kedua orang tuanya 2) Analisis Hukum Positif pada putusan ini Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak tidak menyebutkan secara jelas siapa pihak yang berhak memelihara si anak apabila terjadinya suatu perceraian, apakah untuk pihak suami atau istri, Maka di perkuat Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 33 ayat (3) berbunyi: “wali yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memiliki kesamaan agama yang dianut Anak”. 3) ibu yang murtad tidak berhak atas hak asuh anak yang belum mumayyiz karena mengancam agama(ad-din) sang anak, apabila tetap berada di bawah asuhan penggugat yang akan terjadi yaitu anak tersebut akan mengikuti ajaran agama pengugat yang murtad dan mengalihkan akidah anaknya, walaupun sang ayah yang beragama Islam ikut serta mengasuh anak tersebut dan anak tersebut akan diajarkan dua agama sekaligus tidak menutup kemungkinan atau jelas tidak dapat dipercaya dia tidak akan mempengaruhi dan merusak agama sang anak

Item Type: Thesis (Masters)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIPEmail
Thesis advisorSirajuddin, Sirajuddin196003071992021001UNSPECIFIED
Thesis advisorFahimah, Lim197307122006042001UNSPECIFIED
Additional Information: Pembimbing I : Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag.,MH Pembimbing II : Dr.Iim Fahimah,Lc.,MA
Uncontrolled Keywords: Hak Asuh Anak, Ibu Murtad, Mumayyiz.
Subjects: Pascasarjana > Ahwal Al-syakhshiyah
Divisions: Pascasarjana > Ahwal Al-syakhshiyah (S2)
Depositing User: Arlan Fairuz
Date Deposited: 05 Oct 2023 03:41
Last Modified: 05 Oct 2023 03:41
URI: http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/1848

Actions (login required)

View Item View Item