PENERIMAAN DISPENSASI KAWIN DI PENGADILAN AGAMA KEPAHIANG KELAS II TAHUN 2020-2022 PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH

OKTAVIANTI, IBDARIA (2023) PENERIMAAN DISPENSASI KAWIN DI PENGADILAN AGAMA KEPAHIANG KELAS II TAHUN 2020-2022 PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH. Undergraduate thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Preview	Text BAB I.pdf Download (409kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (629kB) | Preview
	Text (skripsi) IBDARIA OKTAVIANTI_2111680014.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Allah menciptakan manusia untuk berpasangan guna untuk saling mengenal agar mereka cenderung satu sama lain, saling menyayangi dan mencintai. Adapun dalam tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan juga bahagia. Namun Tujuan mendirikan rumah tangga yang bahagia dan harmonis sering tidak seperti yang diharapkan, atau bisa dikatakan kandas di tengah jalan. Oleh karena itu negara berperan penting dalam upaya pencegahan terjadinya pernikahan usia dini dimana mereka dianggap masih belum siap dari segi psikis dan kejiwaan. Upaya nyata yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi hal tersebut ialah dengan disahkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan direvisi pada tahun 2019 dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan yang memberikan batasan umur bagi calon suami dan isteri minimal 19 tahun. Setelah terjadinya revisi Undang-Undang Perkawinan tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dalam penangan perkara-perkara permohonan dispensasi kawin. Terhitung sejak tahun 2019 sampai dengan sekarang Pengadilan Agama Kepahiang telah menerima sebanyak 472 perkara permohonan dispensasi kawin. Hal ini meunjukkan bagaimana revisi tersebut tidak menyurutkan terjadinya pernikahan dini yang merupakan target pemerintah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Faktor apa saja yang dijadikan alasan permohohan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Kepahiang, dasar hukum yang menjadi pertimbangan hakim dalam mengabulkan dispensasi kawin dan tinjauan maqashid syariah terhadap dispensasi kawin di Pengadilan Agama Kepahiang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menjadi alasan dispensasi kawin, dasar hukum yang menjadi pertimbangan hakim dan tinjauan Maqashid Syariah terhadap pertimbangan tersebut. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian diambil langsung dari lokasi penelitian dan data tersebut diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan metode dokumentasi. Setelah data terkumpul untuk menganalisis data yang terkumpul dalam penelitian ini digunakan teknik analitis deskriptif-analitik, yaitu mendeskripsikan semua hal yang fokus dalam peneltian ini. Hasil penelitian adalah faktor yang alasan dispensasi kawin yakni : hamil di luar nikah, Sudah melakukan hubungan badan (Zina) dan Khawatir zina. Adapun dasar hukum yang digunakan oleh hakim adalah (UU) Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam dan Perma Nomor 5 tahun 2019 tentang Pedoman Mengadili Permohonan Dispensasi Kawin. Sementara pertimbangan hakim selain memuat aspek yuridis harus juga dipertimbangkan aspek sosiologis dan psikologis untuk mewujudkan kemaslahatan. Adapun tinjauan Maqashid Syariah hal tersebut sebagai bagian dari hifzh nasl (memelihara keturunan) dimana prinsip ini mementingkan asas terhadap kepentingan terbaik bagi anak karena orang yang mengajukan dispensasi kawin masih dibawah umur dan dikhawatirkan akan berdampak pada keturunannya.

Actions (login required)

View Item