Wahyuddin, Rahmat (2024) ANALISIS BENTUK DAN MAKNA TRADISI SEKUJANG DI DESA SELINGSINGAN DAN SIMPANG KECAMATAN SELUMA UTARA KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU. Undergraduate thesis, UIN Fatmawati Sukarno.
Text
HALAMAN DEPAN.pdf Download (555kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (227kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (259kB) |
|
Text
RAHMAT WAHYUDDIN_2011290025.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan Makna yang ada dalam tradisi sekujang di Desa Selingsingan dan Simpang Kecamatan Seluma Utara Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu dan Saat ini, tradisi Sekujang jarang dilakukan oleh masyarakat suku Serawai Seluma, terutama sebelum perayaan Idul Fitri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kemajuan teknologi seperti handphone dan televisi yang lebih dominan, serta perubahan perilaku masyarakat yang mengurangi frekuensi pelaksanaan tradisi Sekujang. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode deskriptif. Informan penelitian ini adalah penutur asli suku Serawai yang ahli tentang Sekujang di Desa Selingsingan dan Simpang, yang memahami bahasa dan budaya suku Serawai. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sastra lisan suku Serawai termasuk pantun atau bahasa Serawai yang disebut rimbayan, meliputi pantun nasihat, kiasan, sindiran. Teks pantun Sekujang mengandung makna berbagai dalam kehidupan. Di antaranya adalah Pantun pertama menyatakan bahwa kehidupan sering kali dipenuhi dengan berbagai permintaan dan harapan. Pantun kedua mengajarkan untuk menghargai proses kehidupan, dari kegembiraan hingga tantangan, hingga kedewasaan dan perubahan. Pantun ketiga menggarisbawahi sifat tak terduga dari kehidupan, menekankan kesiapan untuk menerima segala hal dengan bijaksana. Pantun ix keempat menyoroti pentingnya memberikan penghargaan dan sikap baik tanpa mengharapkan imbalan. Pantun kelima menggambarkan kompleksitas pilihan dalam kehidupan. Pantun keenam mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan, dan keberanian. Pantun ketujuh menekankan pentingnya kerja keras, kesabaran, dan harapan. Pantun kedelapan mempromosikan sikap murah hati dan berbagi. Pantun kesembilan mengingatkan untuk bersikap baik kepada semua tanpa mengharapkan imbalan yang sama. Pantun kesepuluh menyarankan untuk menghargai kesempatan, menikmati keindahan hidup, sambil menyadari realitas bahwa tidak semua keinginan dapat terpenuhi. Tradisi Sekujang menunjukkan bagaimana sastra lisan efektif dalam menyampaikan pesan penting, memperkuat ikatan sosial dan budaya, serta mengajarkan nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Additional Information: | 1.Dr. Kasmantoni, S.Ag., M.S.I 2.Henny Friantary, M.Pd | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Sastra Lisan, Tradisi Sekujang, Pantun | ||||||||||||
Subjects: | Tarbiyah dan Tadris > Tadris Bahasa Indonesia | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Tadris > Tadris Bahasa Indonesia | ||||||||||||
Depositing User: | Yuliana Saputri | ||||||||||||
Date Deposited: | 19 Jul 2024 01:04 | ||||||||||||
Last Modified: | 19 Jul 2024 01:04 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/3208 |
Actions (login required)
View Item |