PELAKSANAAN PEMBERIAN NAFKAH TERHADAP ANAK PASCA PERCERAIAN PERSFEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF INDONESIA (Studi di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi)

Downloads

Downloads per month over past year

Setiawan, Deri (2025) PELAKSANAAN PEMBERIAN NAFKAH TERHADAP ANAK PASCA PERCERAIAN PERSFEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF INDONESIA (Studi di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi). Undergraduate (S1) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

[img] Text
HALAMAN DEPAN.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (473kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (507kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (282kB)
[img] Text (Skripsi)
DERI SETIAWAN_1911110015.pdf - Submitted Version

Download (3MB)

Abstract

Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu : (1) Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Nafkah Anak Pasca Perceraian ditinjau dari Hukum Positif Indonesia di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi? (2)Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Nafkah Anak Pasca Perceraian ditinjau dari Hukum Islam di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, termasuk jenis penelitian lapangan. Penelitian lapangan merupakan sebuah studi penelitian yang mengambil data secara objektif/studi lapangan. Sumber data dari penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informan serta dokumen observasi berupa foto. Peneliti mengambil tujuh sampel dari peristiwa perceraian yang terjadi di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi. Pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pada pasal (41) dan (45) tertuliskan bahwa sang ayah dan ibu tetap bertanggung jawab dalam kelangsungan hidup anak. Ayah tetap berkewajiban dalam hal mendidik anak, memberikan biaya kelangsungan hidup anak sesuai ketentuan yang disepakati, dan apabila ayah tidak mampu maka ibu juga ikut menanggung biaya kelangsungan hidup anak. Akan tetapi dalam praktiknya di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi bertentangan dengan pasal (41) dan pasal (45). Sebagaimana yang seharusnya ayah tetap memikul biaya keseluruhan yang ditanggung anak akan tetapi ayah malah tidak mencukupi kebutuhan anak dan malah ada yang tidak sama sekali memberikannya nafkah atau tidak menjalankan kewajibannya sebagai ayah. Dalam Hukum Islam sebagian besar ulama sependapat bahwa nafkah yang diterima anak sesuai dengan kemampuan sang ayah dan tidak memberatkan sang ayah. Jadi tidak berlebih-lebihan sehingga memberatkan sang ayah dan juga tidak terlalu sedikit, akan tetapi sesuai dengan kemampuan sang ayah. Akan tetapi dalam prakteknya di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi bertentangan dengan ketentuan pemberian nafkah berdasarkan Hukum Islam. Sebagaimana yang seharusnya walaupun sudah bercerai sang ayah tetap mempunyai kewajiban untuk membiayai kebutuhan pendidikan sang anak maupun penyusuan. Namun fakta di Desa Talang Ginting Kecamatan Air Besi bahwa setelah bercerai sang ayah sudah tidak lagi memberikan biaya pendidikan dan nafkah kepada anak.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIPEmail
Thesis advisorFahimah, Iim197307122006042001UNSPECIFIED
Thesis advisorMulyono, Edi198905122020121007UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Pemberian Nafkah Anak, Korban Perceraian
Subjects: Syari'ah > Hukum Keluarga Islam
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Syari'ah
Depositing User: furqon adli
Date Deposited: 03 Sep 2025 03:07
Last Modified: 03 Sep 2025 03:07
URI: http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/4544

Actions (login required)

View Item View Item

Downloads

Downloads per month over past year