PEMAHAMAN HADIS TENTANG LARANGAN PEREMPUAN MENJADI PEMIMPIN PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH

Downloads

Downloads per month over past year

WAWANDI, WAWANDI (2024) PEMAHAMAN HADIS TENTANG LARANGAN PEREMPUAN MENJADI PEMIMPIN PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH. Undergraduate (S1) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (537kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (476kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (580kB)
[img] Text (Skripsi)
SKRIPSI WAWANDI NIM 1911450005.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah, bahwa hadis tentang larangan perempuan menjadi pemimpin secara kontekstual perlu di pahami lagi dengan kondisi dan perkembangan zaman pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pehaman hadis tersebut dengan pertanyaan ; 1). Bagaimana Kualitas Hadis Larangan Perempuan Menjadi Pemimpin?, 2). Bagaimana Pemahaman Muhammadiyah terhadap Hadis Larangan Perempuan Menjadi Pemimpin?. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang bersifat deskriptif analitik. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode dokumentasi kemudian dikelola melalui pendekatan Historis-Sosiologis. Penelitian ini menemukan bahwa hadis tentang larangan perempuan menjadi pemimpin merupakan hadis shahih baik secara sanad maupun matan. Dari hasil historis-sosiologis ditemukan bahwa hadis larangan perempuan menjadi pemimpin ketika Rasulullah mendapat kabar akan kejatuhan kisra raja Persia, lalu beliau bertanya siapa yang menggantiaknnya. Ketika dijawab oleh anak perempuannya maka Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan beruntung suatu kaum yang diperintah perempuan”. Kisra mempunyai nama lengkap Kisra bin Abrawaiz bin Hurmuz, raja Persia. Beliau mempunyai seorang anak laki-laki bernama Syairawaihi. Lalu Syairawaihi memiliki anak perempuan bernama Buwaran. Sebab diangkatnya Buwaran sebagai raja adalah ketika terjadi pemberontakan terhadap Kisra yang dipimpin oleh putranya sendiri (Syairawaihi) sampai ia bangkit untuk melawan ayahnya dan membunuhnya, serta merebut kekuasaannya. Kemudian Syairawaihi pun meninggal dunia, sehingga tidak ada seorang pun saudara laki-lakinya yang menggantikan kedudukannya sebagai raja, karena ia telah membunuh seluruh saudara laki-lakinya tersebut yang dilandaskan pada ketamakan untuk menguasai tahta kerajaan Persia. Oleh sebab itu tidak ada lah seorang laki-laki yang menjadi pewaris kerajaan serta mereka juga tidak menginginkan kekuasaan kerajaan jatuh kepada pihak lainnya. Maka dari itulah mereka mengangkat seorang wanita bernama Buwaran, yang merupakan anak dari Syairawaihi dan cucu dari kisra.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIPEmail
Thesis advisorSupian, Aan196906151997031003UNSPECIFIED
Thesis advisorKarnedi, Rozian1978110620009121004UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Kepempimpinan Perempuan, Hadis, Muhammadiyah
Subjects: Ushuluddin, Adab dan Dakwah > Ilmu Hadist
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah > Ilmu Hadist
Depositing User: Yuli Astria
Date Deposited: 09 Sep 2025 03:01
Last Modified: 09 Sep 2025 03:01
URI: http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/4759

Actions (login required)

View Item View Item

Downloads

Downloads per month over past year