HIDAYAH, RAHMI EVI (2025) ANALISIS MAKNA TINDAK TUTUR TRADISI WETONAN PADA MASYARAKAT JAWA DESA BUKIT PENINJAUAN II KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA. Undergraduate (S1) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.
![]() |
Text
DEPAN.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (346kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (365kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Download (199kB) |
![]() |
Text
RAHMI EVI HIDAYAH_2111290002.pdf Download (4MB) |
![]() |
Text (SKRIPSI)
RAHMI EVI HIDAYAH_2111290002.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
Penelitian ini mengkaji makna dan fungsi tindak tutur dalam tradisi wetonan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di Desa Bukit Peninjauan II, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma. Tradisi wetonan merupakan salah satu bentuk tradisi lisan masyarakat Jawa yang masih bertahan ditengah arus modernisasi. Tradisi wetonan dilaksanakan setiap 35 hari sekali untuk memperingati hari kelahiran berdasarkan kalender Jawa. Tradisi ini sarat akan tuturan-tuturan yang mencerminkan nilai budaya, spiritual, dan sosial masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, Kesimpulan dan verivikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses tradisi wetonan ditemukan tiga jenis tindak tutur, yaitu lokusi, ilokusi dan perlokusi sebanyak 27 tuturan. Yang meliputi Tindak tutur lokusi yang terdapat dalam tuturan atau percakapan meliputi menyatakan atau menginformasikan sesuatu secara literal, menyampaikan fakta terdiri dari (12 tuturan). Tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam tuturan meliputi mengajak, harapan, perintah, menyarankan, dan meminta terdiri dari (12 tuturan). Tindak tutur perlokusi yang terdapat dalam tuturan meliputi memberikan efek kepada audiens atau tamu undangan baik yang di sengaja maupun tidak sengaja terdiri dari (3 tuturan). Selain itu Dari tujuh fungsi tindak tutur yang dikemukakan oleh Tarigan, hanya lima fungsi yang di temukan dalam proses tradisi wetonan ini yaitu: (1) fungsi regulasi untuk mengatur tingkah laku tamu undangan seperti ajakan berdoa dan melestarikan tradisi, (2) fungsi representasional untuk menyampaikan informasi faktual tentang filosofi wetonan dan simbolisme tradisi, (3) fungsi interaksional untuk menciptakan keakraban melalui sapaan dan ucapan terima kasih, (4) fungsi personal untuk mengekspresikan emosi seperti permohonan maaf dan harapan, serta (5) fungsi heuristik untuk menggali informasi dan memahami nilai-nilai budaya. Setiap fungsi tindak tutur berperan penting dalam menjaga nilai-nilai budaya, mempererat hubungan sosial, serta menyampaikan harapan dan rasa syukur dalam prosesi adat. Penelitian ini menunjukkan bahwa tindak tutur dalam tradisi wetonan bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga media pelestarian identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa di tengah tantangan modernisasi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Tindak Tutur, Tradisi Wetonan, Masyarakat Jawa, Fungsi Bahasa, Nilai Budaya. | ||||||||||||
Subjects: | Tarbiyah dan Tadris > Tadris Bahasa Indonesia | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Tadris > Tadris Bahasa Indonesia | ||||||||||||
Depositing User: | Yuliana Saputri | ||||||||||||
Date Deposited: | 15 Sep 2025 02:36 | ||||||||||||
Last Modified: | 15 Sep 2025 02:36 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/5069 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year