SARTIKA, DISMA AYU (2025) SISTEM KEWARISAN TUNGGU TUBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Desa Segamit Kecamatan Semende Darat Ulu). Magister (S2) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.
![]() |
Text
DEPAN.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (750kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (774kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Download (765kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (463kB) |
![]() |
Text (TESIS)
DISMA AYU SARTIKA_2323680001.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Ada dua persoalan yang dikaji dalam tesis ini, yaitu: (1) bagaimana praktik sistem kewarisan adat Tunggu Tubang Suku Semende di Desa Segamit, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim; dan (2) bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem kewarisan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan normatif-sosiologis, melalui teknik wawancara, observasi lapangan, dan studi pustaka terhadap dalil syar‟i, pendapat para ulama, serta ketentuan Kompilasi Hukum Islam Pasal 171–185. Sistem Tunggu Tubang merupakan mekanisme pewarisan yang memprioritaskan anak perempuan tertua sebagai penerima utama harta pusaka keluarga, seperti rumah, sawah, dan kebun, dengan tujuan menjaga keberlanjutan rumah pusaka serta kelestarian adat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Praktik Tunggu Tubang di Desa Segamit tidak menghapus hak anak laki-laki secara mutlak. Anak perempuan tertua tetap mendapatkan prioritas, namun saudara kandung termasuk anak laki-laki, memperoleh bagian warisan setelah kebutuhan Tunggu Tubang terpenuhi, melalui musyawarah keluarga. Dari perspektif hukum Islam, sistem ini belum sepenuhnya sejalan dengan ketentuan faraidh dalam Surah An-Nisa ayat 11–12 yang mengatur pembagian harta secara proporsional dan individu. Namun, selama hak seluruh ahli waris diberikan secara adil, praktik ini dapat diterima sebagai ʿurf shahih yang bersifat khusus (urf khash). Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan agar praktik Tunggu Tubang tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas adat, dengan memastikan bahwa seluruh anak tetap mendapatkan bagian warisan, meskipun pemberian prioritas kepada anak perempuan tetap dijalankan. Hal ini perlu diiringi dengan musyawarah keluarga yang transparan agar keseimbangan antara pelestarian adat dan pemenuhan prinsip keadilan dalam hukum Islam tetap terjaga.
Item Type: | Thesis (Magister (S2)) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Hukum Islam, Kewarisan Tunggu Tubang, Adat Semende. | ||||||||||||
Subjects: | Pascasarjana > Ahwal Al-syakhshiyah | ||||||||||||
Divisions: | Pascasarjana > Ahwal Al-syakhshiyah (S2) | ||||||||||||
Depositing User: | Yuli Astria | ||||||||||||
Date Deposited: | 03 Oct 2025 04:40 | ||||||||||||
Last Modified: | 03 Oct 2025 04:40 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/5741 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year