PERAN GURU TPQ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK DI TPQ MIFTAHUL JANNAH KOTA BENGKULU

Aini, Fitratul (2023) PERAN GURU TPQ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK DI TPQ MIFTAHUL JANNAH KOTA BENGKULU. Undergraduate thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Preview	Text HALAMAN DEPAN.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text BAB I.pdf Download (413kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (506kB) | Preview
	Text (Skripsi) FITRATUL AINI_1911210180.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru TPQ dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an pada santri, untuk mengetahui faktor pendukung dan mengetahui faktor penghambat dari meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an di TPQ Miftahul Jannah. Permasalahan yang terjadi didalam penelitian ini adalah santri kurang termotivasi dalam belajar membaca Al-Qur’an. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan yang ada sekarang berdasarkan data-data, menganalisis, dan menginterprestasi data atau menjabarkan bagaimana meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan perpanjangan pengamatan, triangulasi sumber, dan triangulasi tehnik. Adapun peran guru TPQ dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an adalah memberikan pemahaman mengenai Al-Qur’an, memberikan pemahaman mengenai agama, meningkatkan motivasi dan support pada anak dalam belajar, menumbuhkan serta mengembangkan bakat anak, dan melatih mental santri agar bermanfaat dimasyarakat. Faktor pendukung yang dimiliki TPQ Miftahul Jannah ada tiga, yaitu motivasi anak itu sendiri, dukungan dari orang tua, dan dari guru-gurunya. Faktor pemnghambat yang ditemukan di TPQ Miftahul Jannah ada empat, yaitu pertama, kesibukan orang tua yang tidak mengingatkan ketika anak lalai, kedua, kurang kerjasama dari orang tua dan anak, ketiga, anak lebih memilih bermain HP daripada mengaji, yang keempat, faktor kelalaian anak itu sendiri ix , dan kelima, ketika anak mendapatkan nilai L- atau tidak lulus dalam mengaji.

Actions (login required)

View Item