Kusmidi, Henderi (2025) KEDUDUKAN ANAK AKIBAT HUBUNGAN INCEST DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HAK HADHANAH DAN NAFKAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN SOSIOLOGI. Doktoral (S3) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.
![]() |
Text
DEPAN.pdf Download (3MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (622kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (716kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Download (576kB) |
![]() |
Text (DISERTASI)
HENDERI KUSMIDI__2223780028.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Allah SWT mensyari‟atkan perkawinan dan mengharamkan zina, dengan tujuan agar nasab dan keturunan dapat terjaga dengan baik. Namun demikian, kita masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan, salah satunya adalah masalah hubungan incest. Anak yang lahir dari hubungan incest mengakibatkan status anak tidak jelas, baik dalam hal kewarisan, perwalian, maupun dalam hal hadhanah dan nafkah. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk menganalisis kedudukan anak yang dilahirkan akibat dari hubungan incest dan implikasinya terhadap status anak. (2) untuk mendeskripsikan hak hadhanah dan nafkah anak yang lahir akibat dari hubungan incest perspektif hukum Islam. (3) untuk mengetahui dampak sosial terhadap anak yang lahir dari hubungan incest. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (Library Research). Hasil penelitian ini menyimpulkan: (1) Hubungan incest dianggap sebagai pelanggaran hukum, baik dari segi agama, moral, maupun perundang-undangan. Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, perkawinan antara orang yang memiliki hubungan darah dilarang dan tidak sah. Status anak dalam hukum perdata bahwa anak tersebut hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dalam perspektif Islam, hubungan incest dianggap sebagai dosa besar dan anak yang lahir dari hubungan haram disebut anak luar nikah (anak zina). Implikasinya, ia tidak memiliki hubungan hukum dengan ayah biologisnya (kecuali melalui pengakuan atau pembuktian hukum lainnya, seperti tes DNA di pengadilan). Tidak memiliki hak waris terhadap ayah biologisnya, kecuali melalui wasiat wajibah atau pengaturan lain yang sah. (2) Anak yang lahir dari hubungan incest tetap berhak mendapatkan pengasuhan. Hak asuh berada pada ibu atau keluarga ibu karena anak hanya memiliki hubungan nasab dengan ibu. Nafkah anak menjadi tanggung jawab ibu dan keluarganya, karena anak tidak memiliki hubungan nasab dengan ayah biologisnya. Namun demikian, anak tidak boleh dihukum atau didiskriminasi akibat dosa orang tuanya. Islam memberikan perlindungan penuh terhadap hak-hak anak, termasuk hak pengasuhan dan nafkah. (3) Dampak sosial anak yang lahir dari hubungan incest sangat besar, meliputi stigma sosial, diskriminasi, konflik identitas, dan gangguan emosional. Namun, anak tetap memiliki hak yang harus dilindungi. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik, mencakup dukungan sosial, edukasi masyarakat, dan perlindungan hukum, sangat penting untuk memastikan kesejahteraan anak dan masa depan yang lebih baik
Item Type: | Thesis (Doktoral (S3)) | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Hubungan Incest, Hadhanah, Nafkah, Dampak Sosial. | ||||||||||||||||
Subjects: | Pascasarjana > Ahwal Al-syakhshiyah | ||||||||||||||||
Divisions: | Pascasarjana > Studi Islam (S3) | ||||||||||||||||
Depositing User: | Yuliana Saputri | ||||||||||||||||
Date Deposited: | 22 Sep 2025 01:28 | ||||||||||||||||
Last Modified: | 22 Sep 2025 01:28 | ||||||||||||||||
URI: | http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/5270 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year