HERLYNA, ECHA SHEFTY (2025) RITUS MALAM NUJUH LIKUR SUKU SERAWAI DI DESA DARAT SAWAH KECAMATAN SEGINIM KABUPATEN BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU. Undergraduate (S1) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.
![]() |
Text
DEPAN.pdf Download (6MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (6MB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (6MB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Download (6MB) |
![]() |
Text (Skripsi)
ECHA SHEFTY HERLYNANIM_2111290016.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan makna fungsi simbolik Ritus Malam Nujuh Likur dalam masyarakat suku Serawai di Desa Darat Sawah Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu. Tradisi ini merupakan salah satu rangkaian dalam melaksanakan Malam Nujuh Likur yang melibatkan beberapa media atau sarat dengan simbol dan fungsi dalam setiap media. Tradisi ini ada beberpa serangkaian yang di laksanakan seperti menghidupkan Api Jaga pada malam hari setelah maghrib, dan ada ada beberapa rangkaian yang di laksanakan seperti berbuka besrsama dan saling mendoakan semoga diberikan umur panjang dan bisa bertemu di bulan suci Ramadan di tahun-tahun selanjutnya dengan warga untuk menjalin silahturahmi dan ada beberapa hidangan yang di hidangkan seperti Lemang, Bolu, Kue Basah, Gorengan dan juga ada yang menghidangkan lontong, pada tardisi ini ada juga yang melakasanakn di masjid untuk tadarus atau membaca Al-Qur’an pada saat pelaksanaan Malam Nujuh Likur atau malam Lailatulqadar. Pada malam Nujuh Likur Likur masyarakat Seginim ini sudah menjadi tardisi turun menurun nenek moyang pada zaman dahulu, dan pada Malam Nujuh Likur tersebeut merupakan Malam terakhir malam Lailatulqadar dan masyarakat setempat juga membentuk panitia zakat fitrah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menggali data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk memahami bentuk dan makna fungsi simbolik dari tradisi Malam Nujuh Likur. Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa tradisi Malam Nujuh Likur m mencakup rangkaian dalam bentuk simbolik tempurung kelapa, lanjaran, api jaga, dan hidangan makanan saat masyarakat berkunjung dalam pelaksanaan Tradisi Malam Nujuh Likur. Bentuk-bentuk simbolik ini menunjukkan bahwa Tradisi Malam Nujuh Likur mencerminkan tradisi yang setiap tahun sekalinya di rayakan untuk menumbuhkan menjalin tali persaudaraan, bergoyang, dan kekompakan. Penelitian ini menegaskan pentingnya pelestarian Tradisi Malam Nujuh Likur sebagai bagian identitas budaya masyarakat Suku Serawai sekaligus sebagai upaya menjaga keberlanjutan budaya lokal di tengah modernisasi yang terjadi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Ritus Malam Nujuh Likur Suku Serawai, Bentuk Simbolik, Makna Simbolik, Fungsi Simbolik | ||||||||||||
Subjects: | Tarbiyah dan Tadris > Pendidikan Agama Islam | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Tadris > Pendidikan Agama Islam | ||||||||||||
Depositing User: | Dr Syahril Syahril | ||||||||||||
Date Deposited: | 29 Sep 2025 04:23 | ||||||||||||
Last Modified: | 29 Sep 2025 04:23 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/5524 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year