BATAL NIKAH AKIBAT KETIDAKCOCOKAN WETON DALAM ADAT JAWA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Desa Marga Jaya, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara)

Downloads

Downloads per month over past year

MUNIROH, HIDAYATUL (2025) BATAL NIKAH AKIBAT KETIDAKCOCOKAN WETON DALAM ADAT JAWA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Desa Marga Jaya, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara). Undergraduate (S1) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (427kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (810kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (380kB)
[img] Text (Skripsi)
SKRPSI FULL HIDAYATUL MUNIROH NIM 2111110032.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini membahas fenomena pembatalan pernikahan karena ketidaksesuaian weton dalam masyarakat Jawa di Desa Margajaya Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara serta tinjauannya dalam perspektif hukum Islam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses pembatalan pernikahan menurut adat Jawa dan bagaimana hukum Islam memandang tradisi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan antropologi melalui observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Dalam perspektif adat Jawa, pembatalan pernikahan akibat ketidakcocokan weton dipahami sebagai cara menjaga keharmonisan rumah tangga agar terhindar dari bala atau kesialan. Prosesnya melalui perhitungan sesepuh, musyawarah keluarga, hingga keputusan akhir. Sebagian masyarakat tetap meyakini pengaruh weton, sementara lainnya menilainya hanya sebagai tradisi yang dapat dinegosiasikan melalui ritual ruwatan atau slametan. (2) Dalam pandangan hukum Islam, tradisi weton dapat diterima sebagai ʿurf ṣaḥīḥ apabila hanya dijadikan pertimbangan sosial-budaya untuk memperoleh restu keluarga, menjaga kehati-hatian, dan menghindari konflik. Namun, jika dijadikan syarat sah atau batalnya akad nikah, weton termasuk ʿurf fāsid karena bertentangan dengan syariat dan menghalangi terwujudnya maqāṣid al-syarīʿah, khususnya menjaga keturunan (ḥifẓ al-nasl) dan kehormatan (ḥifẓ al-ʿirḍ). Dengan demikian, hukum Islam menempatkan weton secara proporsional: diterima sejauh mendatangkan kemaslahatan, tetapi ditolak bila menimbulkan kemafsadatan. Sebagai rekomendasi, diperlukan pemahaman yang lebih luas di kalangan masyarakat tentang kedudukan adat dalam Islam agar tradisi tetap dapat dilestarikan sebagai identitas budaya, namun tidak dijadikan penghalang bagi terlaksananya pernikahan yang sah menurut syariat.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIPEmail
Thesis advisorRohmadi, Rohmadi197103201996603100UNSPECIFIED
Thesis advisorGiyarsi, Giyarsi199108222019032006UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Weton, Pembatalan Pernikahan, Adat Jawa, Hukum Islam, „Urf
Subjects: Syari'ah > Hukum Keluarga Islam
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Yuli Astria
Date Deposited: 25 Sep 2025 07:34
Last Modified: 25 Sep 2025 07:34
URI: http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/5466

Actions (login required)

View Item View Item

Downloads

Downloads per month over past year