“PENAFSIRAN IFKUN DALAM Al-QUR’AN” (Studi Komparatif Penafsiran Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab)

Downloads

Downloads per month over past year

Miftahinayah, Miftahinayah (2025) “PENAFSIRAN IFKUN DALAM Al-QUR’AN” (Studi Komparatif Penafsiran Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab). Undergraduate (S1) thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

[img]
Preview
Text
DEPAN.pdf

Download (828kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (214kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (198kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (209kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (241kB) | Preview
[img] Text (SKRIPSI)
Miftahinayah_1911420009.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini berdasarkan dari banyaknya informasi yang tersebar tanpa mengetahui kebenaran atau kebohongan akibat berkembangya ilmu pengetahuan dan teknologi. Berita bohong dalam informasi biasa dikenal dengan istilah hoaks, sedangkan dalam Al-Qur’an disebut ifkun. Berita bohong sudah terjadi dari zaman Nabi Muhammad SAW. yang pada saat itu menimpa istri Nabi yakni Aisyah yang dituduh telah berzina. Pembuat berita bohong itu adalah ‘Abdullah bin Ubay bin Salul, peristiwa ini disebut Haditsul Ifki Para mufassir memiliki pemahaman yang berbeda dalam memahami ifkun dalam Al-Qur’an. Dalam pembahasan ini peneliti akan memaparkan penafsiran antara Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah guna menjawab secara signifikan atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul; Pertama, bagaimana makna ifkun dalam Al-Qur’an menurut Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al- Qur’anul Adzim dan M. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al- Misbah. Kedua, persamaan dan perbedaan dari penafsiran kedua tokoh tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reseach) yang menggunakan metode penelitian deskriptif analisis komparatif dengan pendekatan historis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, antara keduanya (Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab) secara umum sama-sama memaknai kata ifkun yang terkandung dalam sembilan ayat (QS. An-Nur (24): 11, QS. An-Nur (24): 12, QS. Al-Furqon (25): 4, QS. Saba’ (34): 43, QS. Al-Ahqaf (46): 11, QS. Al-Ahqaf (46): 28, QS. Ash-Shaffat (37): 86, QS. Ash-Shaffat (37): 151, QS. Al-‘Ankabut (28): 17) dalam pembahasan ini dengan makna kebohongan yang amat besar. Kedua, adapun Persamaan penafsiran antara Ibnu Katsir & M. Quraish Shihab adalah sama-sama memberikan pemaknaan secara lugas dan cukup informatif tentang makna ifkun yang terkandung dalam 9 ayat di atas. Sedangkan perbedaan antara keduanya meliputi perbedaan penyajian tafsir dan dalam memberikan penjelasan penafsiran yang terkandung dalam 9 ayat tersebut. Adapun Ibnu Katsir lebih sering mencantumkan viii riwayat lain baik dari Al-Qur’an, Hadits maupun sahabat untuk mempertegas penjelasannya sedangkan M. Quraish Shihab hanya beberapa ayat saja mencantumkan riwayat lain untuk mempertegas penjelasannya, selebihnya mengunakan Ijtihadnya dalam menjelaskanayat.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIPEmail
Thesis advisorRahmat, Aibdi196901291999031001UNSPECIFIED
Thesis advisorJohendra, Meki199206032020121009UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Tafsir, Ifkun, Komparasi, Ibn Katsir, M. Quraish Shihab
Subjects: Ushuluddin, Adab dan Dakwah > Ilmu Al-qur`an Dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah > Ilmu Al-qur`an Dan Tafsir
Depositing User: Yuli Astria
Date Deposited: 06 Oct 2025 02:05
Last Modified: 06 Oct 2025 02:05
URI: http://repository.uinfasbengkulu.ac.id/id/eprint/5754

Actions (login required)

View Item View Item

Downloads

Downloads per month over past year