MAKNA FILOSOFIS NGAYIKKAH TRADISI MEMANDIKAN ANAK PEREMPUAN DI SUNGAI PADANG GUCI DESA TINGGI ARI

YUNITA, FITRI (2023) MAKNA FILOSOFIS NGAYIKKAH TRADISI MEMANDIKAN ANAK PEREMPUAN DI SUNGAI PADANG GUCI DESA TINGGI ARI. Undergraduate thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Preview	Text DEPAN.pdf Download (660kB) | Preview
Preview	Text BAB I.pdf Download (366kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (520kB) | Preview
	Text (SKRIPSI) FITRI YUNITA PDF.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Padang Guci merupakan desa yang nenek moyangnya berasal dari Pasemah dan Lahat. Dengan adanya keturunan pencampuran dari Lahat dan Pasemah tersebut meninggalkan tradisi kedaerahan. Salah satu yang hingga kini masih dilakukan secara rutin di Padang Guci adalah tradisi “ngayikkah”. Penelitian ini bertujuan Untuk menjelaskan makna filosofis dari Tradisi ngayikkah, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Makna filosofis tradisi nganyikkah di desa Tinggi Ari juga terikat dengan nilai-nilai keagamaan. Tradisi ngayikkah ini dilakukan ketika anak berusia dibawah umur tujuh tahun dengan tujuan anak menjadi suci dan bersih. Makna dari proses anak mengelilingi tunas kelapa sebanyak tujuh kali, sebagaimana kelapa memiliki simbol kebermanfaatan yang majemuk setiap elemennya kaya akan manfaat., maka anak yang akan tumbuh diharapkan banyak memberi manfaat kepada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan masyarakat.

Actions (login required)

View Item